Apakah Anda?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Apakah Anda merasa kesulitan dalam membuat Proposal Bantuan, Pelaporan, Skripsi, Tesis, Disertasi, PTK, atau Karya Tulis Ilmiah. Bila memerlukan bantuan, silahkan kontak kami.
Wassalam
matsahudi@yahoo.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Mengenal Sang Pencipta Melalui Asma dan Sifat-SifatNya

Mengenal Sang Pencipta Melalui Asma dan Sifat-SifatNya
Penulis : Sylvia Nurhadi
“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata (Al-‘Aalimul Ghoib wa Syahaadah) , Dia-lah Yang Maha Pemurah (Ar-Rahmaan) lagi Maha Penyayang (Ar-Rahiim). Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja (Al-Maalik), Yang Mahasuci (Al-Quddus), Yang Mahasejahtera (As-Salam), Yang Mengaruniakan Keamanan (Al-Mu’min), Yang Maha Memelihara (Al-Muhaimin), Yang Mahaperkasa (Al-Azis), Yang Mahakuasa (Al-Jabbaar), Yang Memiliki Segala Keagungan (Al-Mutakabbir), Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan (Al-Khaaliq), Yang Mengadakan (Al-Baari’), Yang Membentuk Rupa (Al-Mushawwir), Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepadaNya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS. Al-Hasyr [59] : 22-24).

Ilmu Pengetahuan dan Sains menyatakan bahwa cahaya Matahari adalah sumber kehidupan bagi manusia, binatang dan tumbuhan yang ada di dunia ini.
Tanpanya, berbagai bakteri dan virus akan bebas menyerang dan mengancam kehidupan. Tidak ada keraguan di dalamnya, setiap orang mengetahui dan meyakini hal tersebut. Cahaya matahari ini dipancarkan setiap hari dimulai sejak terbitnya hingga terbenamnya. Di pagi dan siang hari inilah manusia dan segala hewan serta tumbuhan memanfaatkan keberadaan matahari dan sinarnya secara maksimal.

Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari agar terjadi proses pembentukan hijau daun yang berfungsi sebagai dapur umumnya. Demikian pula manusia. Pada waktu itu manusia tidak hanya pergi bekerja mencari nafkah. Namun yang terpenting, manusia tanpa disadari sesungguhnya sedang menyempurnakan proses perkembangan hidupnya. Pada saat itu dengan bantuan cahaya matahari, sel-sel manusia atas izinNya bekerja menyempurnakan perkembangan tubuhnya, tulang, dan sendi adalah di antaranya. Betapa banyak penyakit yang disebabkan oleh kekurangan cahaya matahari.

Sebaliknya, terus menerus di bawah sorotan cahaya matahari yang terik juga berbahaya bagi kesehatan. Cahaya matahari dapat dihindari, dapat terhalang dan dihalangi oleh sesuatu. Ketika matahari sedang terik-teriknya, kita bisa menggunakan bantuan payung atau topi untuk melindungi diri kita. Cahaya matahari juga bisa terhalang oleh bangunan-bangunan tinggi di kota ataupun terhalang oleh gunung-gunung.
Bahkan di kutub, terutama kutub selatan, orang jarang sekali menerima cahaya matahari.

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nuur [24] : 35).

Namun tidak demikian dengan cahaya Allah. Cahaya Allah berlapis-lapis dan kekal.
Cahaya ini menembus hingga ke segenap penjuru dan sudut jagat raya. Bumi, bulan, bintang, langit, dan seluruh galaksi yang jumlahnya diperkirakan mencapai milyaran ini semuanya menerima cahaya Allah. Sebaliknya, benda-benda kecil yang tersembunyi seperti semut hitam yang bersembunyi di balik batu hitam di dalam gua di hutan rimba belantara ketika malam gelap gulita pun dapat ditembusnya. Demikian pula hati manusia. Oleh sebab itulah Allah mengetahui apa yang berada di balik hati manusia dan apa yang dibisikkannya. Itulah Allah SWT, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Menyaksikan, Yang Mahatinggi.

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Al-An’am [6] : 59).

Di bawah kekuatan Mahadahsyat inilah diatur dan ditataNya seluruh jagat raya ini hingga sedemikian rupa. Semua benda-benda ini tunduk patuh terhadap kemauanNya. Semua bertasbih dengan caranya masing-masing. Inilah kerajaan Allah, Yang Mahacerdas, Yang Mahaagung, Yang Mahamulia, Yang Maha Memiliki, Yang Maha Mengatur, Yang Maha Pemelihara, Yang Ghaib, Yang Mahabenar.

”Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’ [17] : 44).

Cahaya Allah ini begitu sempurna dan indah. Namun sebagaimana sifat cahaya yang menyilaukan, bila cahaya matahari saja manusia tak sanggup menatapnya, apalagi menatap Sang Maha Pemilik Cahaya. Inilah yang terjadi terhadap Nabi Musa AS ketika ia memohon Allah SWT agar diizinkan menatapNya.

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa, "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman, "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihatKu." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, "Mahasuci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman." (QS. Al-‘Araaf [7] : 143).

Allah, Dia-lah Yang Maha Bercahaya, Yang Mahaindah, Sang Pemancar Kasih Sayang, Sang Pembawa Kebaikan, Yang Mahasabar, Yang Memberi Rezeki, Yang Maha Menentukan. Allah, Dia-lah yang menunjuki manusia cahaya kepada jalan yang lurus, jalan yang benar. Sesungguhnya mengenal dan menyembah hanya kepadaNya adalah fitrah manusia, namun bila hati manusia kotor, maka cahayaNya tidak menampakkan diri, tertutup oleh kotoran yang menyelimutinya. Namun bila manusia mau bertobat dan membersihkan diri, maka Dia akan mengampuni dan memaafkannya. Allah, Dia-lah Yang Maha Pengampun, Yang Maha Pemaaf, Yang Maha Memberi Petunjuk, Yang Maha Pemberi Taubat.

Katakanlah, "Dia-lah Allah, Yang Mahaesa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas [112] : 1-4).

Tiada kecintaan yang lebih dalam, lebih murni, dan lebih suci daripada kecintaan terhadap Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Bukan hanya karena Dia telah memberikan segalanya kepada mahlukNya, namun terlebih karena Dia-lah kita menjadi ada. Dia yang memberi kehidupan, hingga dengan demikian, kita pun berkesempatan mengenalNya. Dia yang membuat kita mengenal dan mengetahui arti sebuah kehidupan, Dia yang mengajari segala kebaikan, kelembutan, dan kasih sayang. Dia yang mengajari arti sebuah kesabaran sekaligus ketegasan serta kedisiplinan. Dia yang tidak pernah bosan merahmati mahluknya, membimbing serta menunjuki jalan yang benar, jalan yang lurus.

Rasulullah bersabda bahwa kenikmatan tertinggi di surga adalah kenikmatan memandang Wajah Allah Azza wa Jalla, Sang Maha Pencipta, Sang Raja Dari Segala Raja. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah pernah ditanya seseorang, “Wahai Rasulullah, apakah kita bisa memandang Rabb?” Beliau menjawab, “Apakah ada yang menghalangi pandangan kalian terhadap rembulan pada malam purnama, ketika tidak terhalang awan?” Orang itu menjawab, “Tidak.” Beliau bersabda, “Begitu pula kalian memandangNya pada hari Kiamat.”

Dia yang dengan setia setiap waktu dan senantiasa mau menyediakan waktuNya untuk mendengar keluh kesah apa pun dan dalam keadaan bagaimana pun hambaNya yang datang mengadu. Dan Dia yang selalu siap memberikan maafNya betapa pun besar kesalahan dan kotornya jiwa ini. Dia Yang Memiliki 99 nama yang disebut dan sejumlah nama yang tersembunyi. Hanya kepadaMu-lah semua mahluk kembali. Maka kembalikanlah kami kelak ke tempat kembali yang mulia, di sisiMu Ya Allah, di sisi kekasihMu Muhammad SAW, di sisi para Rasul, di sisi para hambaMu yang taqwa, Yang MemuliakanMu, Yang MengagungkanMu.
Ya Allah, kabulkanlah permohonan kami ini, Amin Ya Rabbal ’Alamin.

Sabda Rasulullah, “Allah SWT memiliki sembilan puluh sembilan nama – seratus kurang satu – tidaklah menghafalnya kecuali akan dimasukkan ke dalam surga, Allah itu ganjil (tunggal) dan menyukai yang ganjil.” (HR. Bukhari – Muslim).

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang banyak kesedihan atau gundah gulana lalu berdo’a : “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu, ubun-ubunku ada pada tanganMu, keputusanMu berlaku atasku, ketentuanMu adil untukku, aku memohon kepadaMu dengan semua namaMu yang engkau namakan kepadaMu atau yang telah engkau ajarkan kepada seseorang dari mahlukMu atau yang telah Engkau turunkan di dalam kitabMu atau nama yang Engkau rahasiakan di dalam ilmu ghaibMu, jadikanlah Al-Qur'an sebagai pelipur lara hatiku dan cahaya dadaku dan penghapus kesedihan dan kerisauanku," maka pastilah Allah SWT akan menghilangkan kegalauan dan kesedihannya dan diberikannya jalan keluar." (HR. Ahmad).

Wallahu a'lam bishshawab. (www.kotasantri.com).

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons